Notification

×

Iklan


Iklan


Tag Terpopuler


Untuk Seluruh Umat Muslim, Dukung Petisi Pencabutan "Nobel Perdamaian" Aung San Suu Kyi #Sebarkan

Rabu, 30 Maret 2016 | Rabu, Maret 30, 2016 WIB | 0 Views




Tokoh Demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi yang juga peraih Nobel Perdamaian pada 1991 mendapatkan sorotan dunia setelah ramai diberitakan media internasional, Ahad (28/3).
Kali ini, bukan karena perjuangan Suu Kyi terhadap nilai demokrasi di Myanmar, melainkan pernyataannya yang melecehkan seorang presenter BBC yang juga seorang Muslim, Mishal Husain, pada 2013 lalu.

Atas sikap Suu Kyi tersebut, aktivis demokrasi di Indonesia melalui petisi daring (online) mendesak agar Nobel Perdamaian yang diberikan kepada Suu Kyi dicabut.
Emerson Yuntho, sebagai pihak yang menginisiasi petisi daring pencabutan Nobel bagi Suu Kyi, menilai pernyataan Suu Kyi yang sangat rasis terhadap presenter tersebut tidak pantas keluar dari penerima Nobel Perdamaian.

"Kami meminta Ketua Komite Nobel untuk mencabut Nobel Perdamaian yang diberikan untuk Suu Kyi. Hanya mereka yang sungguh-sungguh menjaga kedamaian yang layak menerima hadiah Nobel Perdamaian," tulis petisi daring tersebut kepada Ketua Komite Nobel Norwegia, Mr Thorbjorn Jagland.
Pernyataan rasis Aung San Suu Kyi tersebut disampaikannya usai diwawancara presenter acara BBC Today, Mishal Husain, pada 2013 lalu. Kekesalan Suu Kyi disebabkan pertanyaan yang diajukan Husain mengenai penderitaan yang dialami oleh umat Muslim di Myanmar.

Wawancara yang terjadi pada 2013 ini baru dipersoalkan sekarang karena biografi Suu Kyi yang ditulis oleh Peter Popham. Seperti dikutip The Independent, Suu Kyi terdengar marah-marah dan mengatakan "Tidak ada yang memberitahuku akan diwawancarai oleh seorang muslim" dan ada dalam buku biografi karya Peter Popham baru-baru ini.


*) Baca Juga :

Heboh, Wartawan Senior Indonesia Kunjungi Israel

- Subhanallah,  Begini Tanggapan Ust. Yusuf Mansur Menanggapi Isu Pencalonan Dirinya  di Pilkada Jakarta



Desakan agar Ketua Komite Nobel Norwegia, Mr Thorbjorn Jagland, mencabut Nobel Perdamaian dari Aung San Suu Kyi menyebar di media sosial di Indonesia, Senin (28/3).
Desakan tersebut berasal dari para aktivis demokrasi di Indonesia yang memprotes sikap rasial Suu Kyi terhadap presenter BBC Todayyang jua seorang Muslim, Mishal Husain, pada 2013 lalu.

Petisi pencabutan Nobel Perdamaian Suu Kyi ini diprakarsai oleh Emerson Yuntho dan Hamid Basyaib. Kini, lebih dari 44.000 orang ikut mendukung petisi ini dari penggiat demokrasi Indonesia.
Beberapa nama tersebut, di antaranya Zainal Arifin Mochtar, Goenawan Mohammad, Fajar Riza Ul Haq, Ray Rangkuti, Ulin Yusron, Yunarto Wijaya, M Guntur Romli, hingga Andrinof A Chaniago.


Ini isi lengkap petisi daring tersebut:


"Kepada
Mr. Thorbjorn Jagland
Ketua Komite Nobel Norwegia
Cabut Nobel Perdamaian untuk Aung San Suu Kyi
“Tak seorang pun memberi tahu bahwa saya akan diwawancara oleh seorang muslim”


Pernyataan ini disampaikan Aung San Suu Kyi usai diwawancara presenter acara BBC Today, Mishal Husain pada tahun 2013. Kekesalan Suu Kyi disebabkan pertanyaan yang diajukan Husain mengenai penderitaan yang dialami oleh umat muslim di Myanmar.
Suu Kyi juga diminta mengecam mereka yang antimuslim dan melakukan berbagai tindak kekerasan sehingga umat muslim suku Rohingya terpaksa meninggalkan Myanmar. (Dikutip dari Buku Biografi berjudul “The Lady and The Generals – Aung San Suu Kyi and Burma’s Strunggle for Freedom” yang ditulis oleh Peter Popham, jurnalis The Independent)


Banyak orang yang terkejut bahwa kata-kata itu keluar dari mulut Suu Kyi, seorang pejuang demokrasi dari Myanmar dan peraih Nobel Perdamaian tahun 2012. Pernyataan Suu Kyi yang bernada rasis barangkali hanya satu kalimat namun maknanya sangat mendalam bagi setiap orang yang mencintai perdamaian.
Jujur saja, tidak sedikit orang di sejumlah negara –termasuk Indonesia- yang kagum terhadap sosok Suu Kyi yang selama ini dikenal sebagai figur penyabar, berjuang dalam damai dan hingga akhirnya dapat merebut kekuasaan di Myanmar.


Namun pernyataan Suu Kyi mempermasalahkan seorang jurnalis Muslim pada akhirnya membuat banyak orang kecewa dan marah. Hal ini juga membuka kembali pertanyaan dunia internasional tentang sikap Suu Kyi terhadap kaum minoritas Muslim di Myanmar.
Suu Kyi dinilai tidak mengeluarkan pernyataan apapun terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia etnis minoritas muslim Rohingya. Selama tiga tahun terakhir lebih dari 140 ribu etnis muslim Rohingya hidup sengsara di kamp pengungsi di Myanmar dan di berbagai negara.




Apa yang salah dari seorang Muslim, Suu Kyi? Bukankah Demokrasi dan Hak Asasi Manusia mengajarkan untuk menghormati setiap perbedaan keyakinan dan menjunjung tinggi persaudaraan. Apapun agamanya, harusnya Suu Kyi dan kita semua harus tetap saling menghormati setiap orang dan tidak bertindak diskriminatif sebagai sesama manusia.

Sebagai pejuang demokrasi maka pernyataan bersifat rasis sungguh tidak pantas diucapkan karena merusak nilai-nilai demokrasi yang menghargai perbedaan keyakinan dan perbedaan. Sebagai peraih perdamaian pernyataan rasis justru membuat perdamaian menjadi semu, memunculkan sikap saling curiga bahkan konflik.

Nobel Perdamaian adalah penghargaan tertinggi yang diberikan khusus “untuk orang-orang yang memberikan upaya terbesar atau terbaik bagi persaudaraan antar bangsa...”. Nilai-nilai perdamaian dan persaudaraan ini harus tetap dijaga para penerima Nobel Perdamaian – termasuk Suu Kyi- hingga akhir hayatnya.


Jika penerima Nobel tidak bisa menjaga “perdamaian” maka demi perdamaian dan persaudaraan sudah selayaknya penghargaan yang diterimanya harus dikembalikan atau dicabut oleh Komite Nobel.

Kami meminta Ketua Komite Nobel untuk mencabut Nobel Perdamaian yang diberikan untuk Suu Kyi. Hanya mereka yang sungguh-sungguh menjaga kedamaian yang layak menerima hadiah Nobel Perdamaian."

Sampai Tulisan dirilis  Tanggal 30 Maret 2016, jam 23.30 WIB, Jumlah dukungan untuk mencabut Nobel perdamaian berjumlah 44.021 Pendukung dan Anda pun dapat berpartisipasi dalam aksi ini dengan cara, jika Anda pengguna Smart Phone caranya Adalah  Klik Change.org kemudian akan tampil halaman seperti di bawah ini, selanjutnya Anda klik "Tandatangani Petisi Ini" yang ada pada bagian bawah layar Handphone Anda. perhatikan gambar di bawah ini:


Saya sangat mengharapkan kerjasama Anda untuk sama berpartisipasi dalam aksi ini dengan cara menebarkan tulisan ini sampai Tuntutan kita di penuhi.







×
Berita Terbaru Update