Notification

×

Iklan


Iklan


Tag Terpopuler


Sejarah Kelam Dibalik Kemeriahan Permainan Panjat Pinang, #Bagikan

Jumat, 05 Agustus 2016 | Jumat, Agustus 05, 2016 WIB | 0 Views


Setiap perayaan hari kemerdekaan Indonesia, lomba panjat pinang dan balap karung adalah menu wajib yang selalu hadir. Tua muda selalu antusias berpartisipasi dalam lomba yang memang sangat seru ini. Namun tahukah Anda? dibalik kemeriahan suasana panjat pinang dan balap karung tersimpan kisah suram tentang asal usul permainan rakyat ini.

Bila kita mengadakan lomba panjat pinang dan balap karung setiap 17 Agustus, dulu sebelum Indonesia merdeka ternyata lomba ini telah diadakan, namun beda tanggal. Pemerintah Belanda menggelarnya setiap tanggal  31 Agustus untuk memperingati ulang tahun Ratu Wilhemina.

Asep Kambali, pendiri Komunitas Historia Indonesia, melakukan riset tentang asal mula panjat pinang digelar. Dari hasil riset pada koleksi museum Tropen, Belanda, ia mendapati ternyata panjat pinang sebenarnya adalah adaptasi dari permainan serupa asal Belanda yang bernama "De Klimmast" yang berarti panjang tiang. Mereka mengadakan lomba panjat tiang sebagai hiburan pada perayaan-perayaan hari besar disana.

Nah, oleh penjajah Belanda permainan ini diperkenalkan di Tanah air. Namun berbeda dengan di negara asalnya, selama permainan ini di gelar tak satupun orang Belanda yang mau ikut bermain. Mereka hanya tertawa-tawa melihat orang pribumi saling pijak berusaha merebut sekarung makanan dan pakaian yang digantung di pucuk pinang.


Disinilah pribumi dilecehkan, orang-orang pribumi yang bersusah payah jatuh bangun memanjat tiang licin ini menjadi hiburan tersendiri bagi orang Belanda. Mereka memandang pribumi begitu lucu karena mau berebut untuk sesuatu yang bagi mereka tak berharga.


Bisa dibayangkan kondisi pada masa penjajahan, sementara warga negara Indonesia bersusah payah dengan berlumuran keringat, para Penjajah Belanda dan keluarganya tertawa terbahak bahak melihat penderitaan Bangsa Indonesia. Dan mungkin saat ini, ketika perayaan 17 Agustus, mereka masih tertawa terbahak bahak, menyaksikan bahwa budaya yang mereka buat dengan tujuan melecehkan Bangsa Indonesia, ternyata justru di lestarikan.

Dan saat ini, bentuk permainan ini masih bertahan hingga sekarang, ada pihak yang tidak mempermasalahkan sejarah permainan ini, tapi ada juga yang tidak setuju dengan budaya ini. Banyak alasan kenapa budaya ini masih terus bertahan, jika melihat sisi sejarah adanya panjat pinang, banyak yang sepakat jika budaya ini tidak layak untuk diteruskan. Tetapi, jika melihat perjuangan dan makna kebersamaan dalam mencapai sebuah tujuan dalam lomba ini, maka kita bisa mengambil sisi positif dan manfaat dari kegiatan ini. Artinya, tergantung dari sudut mana kita melihat kegiatan panjat pinang yang saat ini seakan menjadi budaya yang terus dilestarikan saat peringatan hari proklamasi kemerdekaan RI.

Semangat juang dan saling percaya para peserta panjat pinang untuk mencapai sebuah tujuan adalah hal yang harus tetap dijaga. Hal ini yang perlu ditanamkan bagi rakyat Indonesia dalam membangun dan meningkatkan kebersamaan. Tidak ada perebutan posisi dalam panjat pinang ini, semua mempercayakan pada kemampuan yang dimiliki masing-masing peserta. Betapa indahnya bangsa ini jika para penguasa dan pemangku kebijakan lebih legowo dalam memberikan amanah sesuai dengan bidang dan kemampuannya. Tidak ada lagi perebutan posisi yang berimbas pada saling hasut dan saling sikut, karena semua memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Meski begitu, kita juga harus memahami dan melihat sejarah dari budaya Belanda ini, sehingga budaya panjat pinang ini tidak lagi sebagai bentuk penindasan Belanda teradap bangsa Indonesia, tetapi lebih melihat pada dudaya gotong royong yang merupakan warisan bangsa Indonesia.

*) Dihimpun dari berbagai sumber

×
Berita Terbaru Update