Isrtiku....
Saat kau sudah menjadi istri, sesekali pandanglah wajahku ketika aku terlelap.
Inilah wajah orang yang tiada hubungan darah dengan mu namun tetap terus berusaha mencintaimu dan berkorban untuk mu.
Sesekali saat aku pulang bekerja , pandang wajahku, inilah wajah lelah yang bekerja keras mencari rizki untuk menafkahi dirimu dan anak-anak kita.
Padahal, sebelum akad nikah aku tak punya hutang budi terhadapmu.
Bahkan aku mempunyai hutang budi terhadap Ibu dan Ayah ku.
Aku memilihmu sebelum aku sempat membalas seluruh hutang budi kedua orang tuaku.
Sesekali saat kau berdua denganku, lihatlah aku, pandanglah wajahku dengan penuh sayang.
Inlah wajah yang telah menghabiskan separuh waktu dalam hidupnya hanya untuk mu.
Itulah peribadi yang boleh jadi selalu menutupi masalah-masalah nya diluar rumah,
agar kau tak turut sedih karenanya.
Ia berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri agar kau tidak ikut terbebani.
Sementara kau sering mengadukan masalahmu kepadaku, berharap aku mau mengerti dan memberi solusi.
Padahal bisa jadi saat itu masalahku lebih besar daripada masalahmu.
Namun kau tetap yang ku utamakan.
Istriku....
Senyum mu adalah penawar dari semua baban yang ada dipundaku.
Semoga Allah jadikan keluarga kita sebagai keluarga yang Sakinah Mawaddah Warahmah... Amiin..Allahuma Aminn..
