Notification

×

Iklan


Iklan


Tag Terpopuler


Kisah Anak BMI Malaysia Yang Sukses Lulus SNMPTN 2016

Selasa, 31 Mei 2016 | Selasa, Mei 31, 2016 WIB | 0 Views



"Bercita-cita dan berprestasi itu hak semua orang, juga termasuk hak kita,"
Mimpi gadis ini nampak semakin terbuka ketika dinyatakan diterima sebagai mahasiswa Jurusan Administrasi Negara di Universitas Negeri Makassar melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016. Dia adalah Nurul Ayuni yang lahir di Sabah Malaysia pada 1999. Nurul tidak lahir di Indonesia karena kedua orangtuanya mencari nafkah dengan menjadi pekerja di Malaysia.

Ayuni tidak pernah menyangka dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas seperti sekarang ini. Bahkan, untuk bersekolah di tingkat sekolah dasar (SD) saja ketika itu merupakan hal yang mustahil.

Sebagai pendatang di negeri orang, tentu Ayuni tidak dapat memperoleh hak yang sama seperti warga negara di negeri tersebut. Termasuk salah satunya adalah hak untuk memperoleh pelayanan pendidikan, kelengkapan berkas yang tidak memenuhi syarat membuat Ayuni tidak dapat bersekolah di sekolah pemerintah di Sabah Malaysia, sedangkan untuk masuk ke sekolah swasta di Malaysia tentu pihak keluarga harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit.

Memutuskan untuk tidak bersekolah nampaknya adalah sebuah pilihan yang paling bijak saat itu.
Takdir berkata lain, gadis yang lahir pada 3 Januari ini beruntung bertemu dengan Dadang Hermawan yang pada saat itu mengemban tugas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia untuk merintis fasilitas pelayanan pendidikan bagi anak-anak pekerja Indonesia di Malaysia.

Hermawan kala itu memang ditugaskan untuk mencari anak-anak tenaga kerja Indonesia yang belum berkesempatan bersekolah. Bekerjasama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu, Hermawan mulai mencari dan memotivasi anak-anak untuk bersekolah. Ayuni pun diterima dan berkesempatan belajar di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK).

Sejak kecil Ayuni termasuk anak yang aktif dan pemberani, pada keikutsertaan yang pertama dalam lomba puisi Ayuni berhasil meraih juara 3 pada ajang Apresiasi Kreasi Seni Sekolah Indonesia Luar Negeri (APKRES SILN) pada 2009. Itu merupakan hal yang membanggakan karena Ayuni berkompetisi juga dengan para anak diplomat dari Sekolah Indonesia Luar Negeri dari seluruh dunia.

Anak dari pasangan Mansyur Bin Hj. Syamsuddin dan Napisah Binti Japile ini bukan anak yang pemalu dan dapat dengan mudah bergaul dengan orang yang ditemuinya. Ayuni juga tergolong aktif, berbagai kegiatan di sekolah kerap diikutinya seperti menyanyi dan berorganisasi.

Gadis periang dengan moto hidup I always keep my day full of colour and love ini sebenarnya memiliki pengalaman pahit pada masa lalu. Dia dan keluarga sempat dicemooh dan mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan terkait statusnya sebagai pekerja di Malaysia.

Namun, justru karena itu Ayuni semakin bersemangat untuk terus belajar dan belajar sehingga menjadi orang yang pintar dan berguna. Pesan Ibunda selalu terngiang dalam kepala Ayuni, "Denganpendidikan yang tinggi orang bisa lebih menghargai dan menghormatikamu". Pesan itulah yang membuat Ayuni selalu bersemangat untuk belajar dan bersekolah.

Meski sejak lahir di Malaysia, gadis keturunan Bugis ini merasa sangat bangga akan Indonesia. Dia sangat gembira jika mendengar berita-berita tentang Indonesia yang menjuarai berbagai kompetisi seperti olahraga dan kesenian. Jika ada tim Indonesia yang bertanding di Sabah Malaysia pun, Ayuni seringkali menyempatkan diri untuk menonton dan memberi dukungan.

Ayuni juga beruntung pernah tampil menyanyi di Wisma Indonesia di Kota Kinabalu ketika KJRI Kota Kinabalu pada saat itu menyambut Tim Nasional Sepakbola Usia 16 tahun.

Gadis yang bercita-cita ingin keliling dunia ini mengatakan, beruntung mempunyai guru-guru dan teman-teman yang hebat di SIKK.

"Teman-teman merupakanfigur yang memberi semangat karena mereka menorehkan prestasi membanggakan bagi Indonesia dengan keluar sebagai juara dalam berbagai ajang internasional, salah satunya pada ajang SIFF (Sabah International Folklore Festival)," tuturnya.

Ayuni yang sangat menggemari mata pelajaran Matematika ini menjadi semakin percaya diri dan membuktikan bahwa dia mampu berprestasi. Salah satu prestasi membanggakan adalah dinobatkan sebagai Juara 1 Olimpiade Matematika pada Kompetisi Sains dan Seni Anak Indonesia di Malaysia pada 2016 di Kuala Lumpur.

Universitas Negeri Makassar merupakan sebuah mimpi dan tantangan baru baginya. Meskipun begitu Ayuni tidak pernah gentar dan selalu berkeinginan untuk terus belajar dan berusaha. Ayuni yang sempat bingung menggunakan mata uang rupiah ketika tiba di Indonesia 20 Mei lalu ini, juga berpesan pada adik-adik kelasnya yang sekarang masih di Malaysia untuk terus berjuang,

"Bercita-cita dan berprestasi itu hak semua orang, juga termasuk hak kita," tandas Ayuni.






×
Berita Terbaru Update