Masyarakat BMI di Hong Kong Kamis 10/03 dihebohkan dengan video yang beredar melalui facebook dan WhatsApp yang menayangkan seorang dengan penampilan 'ustad' yang diinterview oleh pemegang camera.
Dalam komen dan statusnya mengatakan kalau 'ustad' ini diduga hanya modus mencari uang berkedok dakwah. Karena ia berkeliling Malaysia dan Thailand dan saat ini di Hong Kong namun ada beberapa orang yang dimintai bantuan dana dengan modus menukar uang rupiah dalam nominal kecil ssmisal Rp2000 atau Rp5000 dengan uang dolar yang lebih banyak.
Jumat 11/03, admin fanspage Kindo mendapat video langsung dikirim oleh pemilikinya, dan juga ada beberapa orang mengirimkan pesan inbox yang serupa. Kemudian kami mengunggahnya untuk memberikan pencerahan masyarakat karena selain video, Kindo juga memuat tulisan 'opini' pimred. (lihat di akhir tulisan ini)
Sabtu 13/03, sore, Kindo berusaha mencari tahu keberadaan ustad yang disebut kekurangan atau kehabisan bekal itu. Ada juga yang mengatakan sebenarnya dia adalah utusan 'Ustad Yusuf Mansur' dari Darul Qur'an.
Ditemui di pendopo Victoria Park, saat berada bersama jamaah majlis ta'lim hari Sabtu pimpinan Bu Linda yang sedang ada pengajian oleh dua orang ustad lain. Dijelaskan oleh Bu Linda yang juga meyakini si 'Ustad Dai' itu juga 'perwakilan' dari Ustad Yusuf Mansur. Bu Linda sempat menunjukkan anflop yang lazimnya di-edarkan ke jamaah untuk di-isi 'bantuan' dana. Pada anflop itu tertera gambar dan tulisan 'Pembibitan Penghafal Al-Qur'an FAUZAN HAFIDZ'.
Video di bawah inilah klarifikasi terhadap video sebelumnya yang menghebohkan masyarakat perihal sang da'i yang kehabisan bekal, ia bernama Ikmal Fauzi, berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Interview dilakukan di premise salah satu ruangan redaksi Kindo, Sabtu 12/03 sore. (**)
Sebelumnya di fanspage telah dimuat essay dalam bentuk opini yang menyertai video tersebut.
Dai Indonesia Kurang Bekal Dakwah Keliling Negara?.
OPINI 12/03
Seorang da'i / mubaligh sebenarnya masuk dalam kategori 'Fisabilillah' , orang yang berhak menerima zakat, dan layak juga menerima sedekah. Malahan, 'Ibnu Sabil' yakni orang yang sedang dalam perjalananpun berhak, apalagi da'i. D'ai lebih berhak menerima zakat apalagi sedekah dan seharusnya mendapat dukungan.
TETAPI , karena ulah oknum dai karbitan yang mata duitan, juga karena seringnya 'tugas-agama' menjadi alasan pencaharian orang-orang tertentu, maka sebenarnya syi'ar yang dicari namun kerendahan martabat yang didapati.
Seperti contoh dalam video kiriman yang sudah tersebar luas ini, seseorang yang disebut 'camerawoman' sebagai 'da'i', menggunakan alasan yang sama kepada beberapa orang sekaligus, yaitu, IA bertanya di manakah masjid, kemudian penanya yang berpakaian sedemikian rupa oleh BMI dianggap ustad / dai itu mengeluh dan berharap simpati, minta bantuan dana bekal dakwah dan makan secukupnya.
Kemarin 10/03 masalah ini menjadi pembicaraan yang ramai baik di sosmed maupun perkumpulan antar warga TKI/BMI.
Nah, para mubaligh, dan para da'i, YTH. Please, tafaddhol, marhabban ahlan wa sahlan, .....
Silahkan tebar dakwah, sebar syi'ar dan jika anda menebarnya di Hong Kong berkordinasilah dengan lembaga-lembaga dakwah yang ada di Hong Kong agar anda tidak menjadi 'benalu' bagi objek dakwah yaitu TKI/BMI yang sedang tidak merdeka di negeri Hong Kong ini. Dan janganlah menjadikan 'dakwah' sebagai mata pencaharian untuk upah demi 'kehidupan'.
Demikian pula untuk Sdr. BMI anda tidak salah untuk TIDAK SIMPATI kepada praktik-praktik seperti ini. Jika anda akan menyalurkan zakat (lakukan sesuaikan NISOB dan HAUL / bukan zakat bulanan!!) atau jika akan membayar sedekah / infaq semampunya, ingat ajaran Islam bahwa SEDEKAH paling utamaadalah kepada KERABAT dekat.
Wahai,... jika BMI yang Anda mintai tidak membantu, mereka terketuk dengan sesambat Anda, kasian, JIKA mereka mau membantu, sebenarnya, ANDA para da'i yang seharusnya membantu memerdekakan mereka agar segera pulang berkumpul bersama muchrim dan atau walinya.
Dakwah pertama dan utama untuk BMI Wanita di Hong Kong ini adalah harus dapat menjawab: "Bagaimana agar TKI/BMI Wanita ini segera pulang dan sejahtera memeluk agama Islam di Indonesia dan memeluk anak-anaknya dengan memberikan kasih sayang, pendidikan moral spritual demi akhlaq generasi penerusnya. Bagaimana agar wali dan suaminyalah yang mencari nafkah, entah caranya. Itu dakwah paling utama untuk para PRT/TKW (BMI) di Hongkong.
Wallahul Muafiq Ila aqwamtittariq.
Wassalam
Sumber: Kindo.hk